 Tips-Tips Presentasi ini saya dapatkan dari file lama di flashdisk  yang entah dikopi dari siapa. Ini adalah 4 topik untuk sukses  presentasi yang disarikan (entah oleh siapa) dari seorang ahli, yang  juga saya kagumi, Rhenald Kasali.
Tips-Tips Presentasi ini saya dapatkan dari file lama di flashdisk  yang entah dikopi dari siapa. Ini adalah 4 topik untuk sukses  presentasi yang disarikan (entah oleh siapa) dari seorang ahli, yang  juga saya kagumi, Rhenald Kasali.Setelah membaca isinya, saya kira tulisan ini wajib dishare untuk kepentingan umat. Semoga bermanfaat.
MENGEMBANGKAN TOPIK
Banyak orang yang menduga bahwa dirinya punya kemampuan yang sama  dengan seorang presenter yang sedang melakukan presentasi. Mereka  menduga dengan mengenal topiknya mereka bisa melakukan presentasi.  Dugaan ini tentu saja keliru, sebab banyak orang yang cuma “merasa”  mampu, bukan sesungguhnya mampu. Sebagian besar orang itu hanya berhenti  di judul saja karena tak mampu mengembangkan topik itu dengan baik.  Kalau disuruh bicara bisa jadi kalimatnya akan habis dalam lima menit,  lalu melantur.
Supaya dapat melakukan presentasi dengan baik dan focus saudara tentu  harus mengembangkan topik itu sebaik mungkin. Bagaimanakah caranya?
Pertama, perkayalah topik saudara dengan bacaan. Tanpa literature yang  baik, topik saudara akan terasa miskin, atau mungkin tak memberi hal  baru bagi orang lain.
Kedua, perkayalah topik saudara dengan hal yang sebenarnya sedang  terjadi dalam dunia riil. Seorang presenter terkenal biasanya sudah  dengan sendirinya didatangi oleh informasi, sedangkan seorang pemula  harus mengumpulkannya sendiri. Saudara harus bertanya ke sana ke mari,  untuk meyakinkan betul bahwa apa yang dikatakan literature sejalan  dengan dunia riil.
Ketiga, latihlah otak berpikir dengan melakukan latihan presentasi di  kalangan terbatas. Biasanya pada saat saudara berbicara, berkembang  pemikiran-pemikiran baru yang muncul secara tiba-tiba. Catatlah  baik-baik, lalu kembangkan perlahan-lahan. Pada prinsipnya, kalau sebuah  topik dikembangkan, otak saudara akan mengajak saudara lebih jauh.  Mekanisme activated spreading dalam otak kita memungkinkan kita  mengaitkan satu kategori dengan kategori lainnya.
Keempat, pangkas bagian-bagian yang dirasakan membuat saudara tidak  focus, menimbulkan keragu-raguan, atau membuat waktu presentasi tidak  cukup.
Kelima, tulislah dalam bentuk kerangka berpikir sebelum materi  disajikan. Saya akan mengajak pembaca menggunakan kerangka berpikir  (logical structure) untuk mengembangkan topik ini pada presentasi  selanjutnya.
MEMBANGUN LOGICAL STRUCTURE
Salah satu cara mengembangkan topik adalah dengan menggunakan logical  structure. Logical structure pada dasarnya adalah sebuah alat bantu  untuk menguraikan benang-benang kusut ke dalam sebuah diagram yang kita  sebut logical tree. Bentuknya semacam outline. Dengan demikian ia adalah  sebuah rencana (bukan a final product),sehingga sifatnya sangat terbuka  untuk mengalami penyesuaian-penyesuaian atau perubahan-perubahan.
Alat ini sangat bermanfaat untuk mengarahkan jalan berpikirnya audience  sehingga dari awal mereka sudah tahu kemana arah presentasi. Selain itu,  struktur ini juga berguna untuk bekerja dalam team, atau bagi mereka  yang belum terbiasa (terlatih) mengembangkan topik. Dengan memiliki  suatu logical tree, para anggota team tinggal memilih subtopik mana yang  menjadi tanggungjawabnya, dan kemana arah presentasi ini akan  ditujukan.
Kalau struktur ini sudah digambarkan, dan segalanya sudah dipetakan,  maka tak ada alasan bagi saudara untuk tidak memulainya sama sekali.  Outline ini adalah sebuah rencana, dan rencana akan jadi kenyataan kalau  saudara segera memulainya.
Logikanya, struktur ini akan mendorong saudara membuat suatu point, lalu  mencari penjelasannya (dukungan-dukungannya) sampai tuntas. Intinya  terdiri dari headings, subheadings dan supporting details.
Darimana saudara harus memulainya?
Logical tree ini harus dimulai dengan apa yang kita sebut sebagai main  points, yaitu hal-hal pokok yang harus diberi jawabannya. Tentu saja  main points harus dibatasi. Jangan terlalu ambisius dengan bernafsu  memberikan seluruh penjelasan, seluas-luasnya. Ingatlah manusia punya  kemampuan yang terbatas dalam mengolah informasi. Lagian pula, manusia  akan mengalami fatigue (keletihan) bila dipaksa menerima banyak hal  sekaligus. Jadi saudara harus memotongnya, memfokuskan pada hal-hal yang  paling penting saja dan saling berhubungan. Jika saudara harus  menyajikan banyak hal, mungkin saudara harus berani meminta izin membagi  presentasi itu ke dalam beberapa presentasi dengan topik yang berbeda.
Main points yang dipilih haruslah menjawab pertanyaan yang kira-kira  akan diajukan audience (misalnya pengambil keputusan). Holcombe dan  Stein yang menulis buku Presentations for Decision Making mengungkapkan  sebagai berikut:
- Kalau main point-nya adalah rekomendasi atau suatu konklusi, maka  pertanyaannya adalah “why” dan jawabannya adalah a series of reasons.
- Kalau main point-nya adalah prosedur, maka pertanyaannya adalah “how”, dan tentu saja jawabannya adalah a series of steps.
- Kalau main point-nya adalah suatu deskripsi terhadap suatu analisis,  maka pertanyaannya adalah “what” dan jawabannya adalahparts of the  whole.
Cobalah menerapkan pertanyaan di atas, dan Insya Allah saudara akan  dibantu berpikir. Dengan mengajukan pertanyaan “why” misalnya, saudara  mungkin akan merenung, berpikir, lalu sampailah pada jawaban-jawaban  yang menyenangkan dan memuaskan. Silahkan mencoba.
VISUAL
“If a picture paints a thousand words…”
Dikutip dari lagu “If” oleh “Bread”
Saya yakin banyak pembaca yang suka dengan syair lagu di atas. Sebuah  lagu yang me-retrieve ingatan kita ke masa lalu. Lagian pula, sebuah  syair yang indah, yang mengingatkan kita betapa sebuah lukisan sanggup  menguraikan seribu makna. Nah, apa kaitannya dengan tips kita kali ini?
Kalau kita memperhatikan anak-anak, mereka suka sekali dengan buku  bacaan yang banyak gambarnya. Tintin, Asterix, Lucky Luke, Dragon Ball,  Doraemon, Conan, dan Mulan adalah contoh dari sekian banyak buku  anak-anak lainnya. Mereka bisa tertawa terkekeh, tersenyum atau merasa  gregetan hanya dengan melihat gambar kartun ini. Tanpa membaca isinya,  mereka bisa menangkap pesan dari gambar tersebut.
Audience itu mirip dengan anak-anak. Presentasi Saudara akan mudah  dipahami audience jika Saudara menyertakan alat bantu visual. Apalagi  jika Saudara akan mempresentasikan data-data numerikal, maka Saudara  harus mempersiapkan grafik, bagan atau tabel. Dengan alat bantu ini,  presentasi Saudara akan jauh lebih efektif dibandingkan jika Saudara  mengatakannya secara lisan. Dan, jangan lupa, alat bantu ini juga  merupakan bukti akan pernyataan-pernyataan Saudara.
Lebih dari itu, penyajian visual ini tidak hanya sekadar grafik dan  tabel saja. Sekarang, dengan menggunakan software tertentu-misalnya  powerpoint-kita bisa menggabungkan suara, foto, clip art, animasi dan  video cameradalam satu file presentasi. Kita juga bisa menghubungkan  antar text, antar file dalam satu presentasi. Kemampuan mengolah program  ini, akan membuat citra presentasi Saudara bertambah. Paling tidak,  Saudara telah memberikan kesan pertama kepada audience bahwa Saudara  siap melakukan presentasi.
Ambil contoh, jika Saudara akan mempresentasikan sebuah situs e-commerce yang Saudara miliki kepada salah satu perusahaan venture capitalist. Saudara mengatakan bahwa situs Saudara ini sudah masuk ke dalam top ten ranking Altavista, salah satu search engine yang sangat terkenal di dunia internet. Situs e-commerce ini juga dikunjungi ratusan ribu orang per-hari. Nah, dalam presentasi seperti ini, Saudara harus menampilkan situs e-commerce dan juga situs Altavista dalam presentasi Saudara. Jangan lupa, tampilkanlah situs Altavista ini yang sedang memuat ranking situs e-commerce Saudara. Hal ini akan menambah keyakinan audience kepada Saudara.
Namun demikian, perlu diingat bahwa visual hanyalah sekadar alat bantu. Selain itu, Saudara tetap harus menceritakan visual ini dengan kata-kata yang mudah dimengerti.
Menurut Holchombe dan Stein (1990), daya tarik suatu presentasi dapat ditingkatkan melalui;
Pertama, pilihlah media yang cocok dengan jumlah audience.
Kedua, berilah desain yang bisa menambah citra dan daya tarik pada presentasi Saudara.
Ketiga, sesuaikanlah gambar ini dengan data yang ada.
Saudara, pada tips selanjutnya, kita akan membahas langkah-langkah di atas secara lebih mendalam.
MEMILIH MEDIA
“Dalam seni yang penting bukan apanya, melainkan bagaimananya”
Alexander Solzhenitshyn, Suatu Hari dalam Kehidupan Ivan Denisovitch
Apabila suka memancing, tentu tahu bedanya memancing ikan besar dan ikan  kecil. Ikan laut biasanya memiliki berat lebih dari 5 kilogram. Ada  kiat-kiat tersendiri untuk memancing ikan sebesar ini. Pertama, pakailah  mata kail dan senar yang sesuai dengan berat ikan tersebut. Karena  apabila Saudara memakai senar untuk ikan kecil (biasanya lebih tipis),  jika ditarik oleh ikan yang besar, dijamin pasti putus. Jika Saudara  ingin mendapat ikan yang lebih kecil, gantilah mata kail dan senar  dengan ukuran yang sesuai pula. Yang kedua, aturlah jarak pengapung  dengan timah. Jika Saudara ingin mendapat ikan kecil, aturlah jarak  pengapung dengan timah itu agak dekat. Karena biasanya ikan kecil suka  hidup di permukaan air. Demikian sebaliknya dengan ikan yang besar.  Jarak antara pengapung dengan timah diatur agak jauh, karena ikan besar  lebih suka hidup di air yang dalam.
Melakukan presentasi sebenarnya mirip dengan memancing. Meskipun  umpannya sama, untuk audience yang berbeda, diperlukan media yang  berbeda pula. Inilah tips yang perlu Saudara perhatikan;
Pertama, preferensi dari audience. Perhatikanlah keinginan audience. Ada  beberapa audience yang ingin melihat presentasi hanya lewat infokus.  Misalnya Bos besar Anda. Ada juga yang ingin mempunyai handouts, bahkan  ada yang ingin menanyakan sampai ke hal-hal yang paling detail.
Kedua, tujuan presentasi. Jika berharap ada banyak diskusi, hindarilah  pemakaian 35mm slide yang terlalu banyak. Ruangan yang gelap akan  menciptakan suasana “Saya Berbicara, Anda Mendengar”. Audience  seolah-olah anak SD tahun 70-80-an-,“Duduk, Diam, Dengar”. Jadi,  perhatikanlah fasilitas seperti ini. Jika kurang tepat pemakaiannya,  bisa jadi runyam.
Ketiga, tersedianya alat-alat yang diperlukan. Jika memakai fasilitas  overhead, pastikan ruangan presentasi tersedia proyektor. Jika memakai  35 mm slide, pastikan adanya dim light atau bisa juga pakai proyektor.  Jika presentasi akan memakai powerpoint, pastikanlah tersedia infokus.  Jika sudah, cek sekali lagi 15 menit sebelum presentasi dimulai.
Keempat, jumlah audience. Pakailah handouts, jika jumlah audience  Saudara sekitar 3 sampai 5 orang. Jika di bawah 20 orang pakailah  flipchart. Jika audience Saudara mencapai ratusan orang, pakailah  overhead atau 35 mm slide atau yang lebih modern pakailah powerpoint  yang sudah dihubungkan ke infokus (lengkapnya, lihat pada tips Jumlah  Audience).
Pemakaian ini bukanlah harga mati, artinya bisa saja Saudara melakukan  presentasi dihadapan 3-5 orang dengan memakai infokus. Atau mem-fotocopy  handouts Saudara untuk seluruh audience yang hadir. Saran saya,  kombinasi adalah paling bagus. Persiapkanlah handouts dan powerpoint  Saudara sekaligus. Selain audience akan memperoleh hasil yang paling  maksimal, juga apabila tiba-tiba komputer Saudara hang, Saudara masih  punya overhead.











 
 
 
 
 
 
 
 





0 komentar:
Posting Komentar